Pamor
batu akik sebagai batu aji alias jimat sudah lama dikenal orang. Konon,
batu ini bisa dijadikan pemikat, penolak bala, obat, sarana kesaktian
diri dan sebagainya. “Kekuatan” apa saja sesungguhnya yang tersimpan di
balik batu akik
Batu akik digandrungi banyak orang rupanya bukan melulu karena
keindahannya. Ada juga yang membeli, mengoleksi, merawat, bahkan
mati-matian memnrurunya lantaran mempercayai kekuatan gaib yang
tersimpan di dalamnya. Percaya atau tidak, nyatanya memang ada batu akik
yang terasa nyes dinginnya saat digenggam. Tidak Cuma itu, ada juga
batu akik yang bermuatan magnet, bahkan listrik. Malahan yang bisa
melekat erat saat ditempelkan di kaca atau di lidah pun ada.
Inikah, antara lain, yang dimaksudkan dengan “kekuatan” batu akik itu ?
Konon, batu akik yang hendak dijadikan jimat, obat, lambang, atau
apapun namanya bukan batu akik sembarang akik. Selain jenisnya tertentu,
batu akik itu juga harus asli alias alami. Batu akik sintetis dianggap
tidak memiliki kekuatan gaib, karena bikinan manusia. Sayangnya, menurut
orang yang mengaku tahu perihal perakikan, kekuatan gaib itu tidak
selalu mendatangkan keberuntungan atau hal-hal positif lainnya. Ada juga
batu akik yang “kesaktiannya”, katanya, justru bisa mendatangkan sial
bagi pemilik atau pemakainya.
Siapa pun seyogianya harus berhati-hati memilih dengan maksud untuk
memiliki lima benda berikut ini untuk dijadikan harta, pusaka, atau
klangenan. Kelimanya adalah curigo (keris), turonggo (kuda), Kukilo
(burung perkutut), wanito (isteri), dan juga selo alias batu mulia atau
batu akik. Soalnya, kelima benda tersebut memiliki katuronggo (ciri atau
tanda), baik ciri baik yang membahagiakan maupun ciri yang bisa
mencelakakan. Menurut contoh yang dirujuk dari sahibul riwayat raja-raja
Inggris dulu kala, konon ada raja tertentu atau permaisurinya, bahkan
keluarga dekat kerajaan yang mengalami kesialan secara mengenaskan
gara-gara batu akik. Misalnya, dikudeta dari kedudukannya sebagai raja
diraja atau malu hati berat lantaran kalah perang. Ada juga yang
meninggal (secara baik-baik) atau karena dihukum mati saat sedang
menduduki takhta.
Dipercaya sejak dulu kala Khasiat batu akik untuk
mengobati bermacam-macam penyakit, sebagai penolak setan atau roh jahat,
dan tujuan lain tercatat sejak zaman filsuf kondang seperti Plato,
Herodutus, Theopharatus, dan Pliny. Bahkan, dalam catatan
dokumentatifnya, filsuf St. Hildegrade yang hidup pada abad XII
memberikan petunjuk bagaimana cara menggunakan batu Yacinth alias Yakut,
yang di sini (Indonesia pen,) dikenal dengan sebutan Biduri Langit,
sebagai penolak bala.
Disebutkan, batu akik tersebut
diputar-putarkan di atas sekerat roti. Pada saat yang sama, mulut mesti
berkomat-kamit mengucapkan mantra. Selain itu, si pasien diminta
menghabiskan roti yang telah dimantrai. Seketika, katanya, sembuhlah
dia.
Lain lagi halnya dengan Kaisar Prancis, Napoleon I dan Napoleon III.
Mereka berdua, konon, sama-sama mengenakan cincin bermata batu Karnelian
alias Akik Kendit sebagai jimat. Dengan cincin ini, menurut cerita dari
mulut ke kuping yang beredar di negeri itu, Napoleon I maupun Napoleon
III tidak tembus ditombak dan juga tidak mempan ditembak. Namun,
ternyata Napoleon III akhirnya terbunuh juga dalam Perang Zulu. Lho, kok
bisa ? Sebabnya, masih katanya, karena dia lupa memakai cincin
Karneliannya. Owala ! “Keajaiban” itulah yang kemudian mengilhami
tentara Hitler. Hampir semua prajurit kemudian melengkapi dirinya dengan
akik Badar Besi, yang sesungguhnya berasal dari batuan mineral hematit.
Selain akik Badar Besi, ada pula batu aji lain yang juga dipercaya bisa
membuat kebal pemakainya. Jimat ini di Indonesia dikenal dengan nama
Kul Buntet, suatu fosil kerang yang berisi dan terlapisi mineral Pirit.
Uniknya, di kalangan masyarakat Barat pun – yang sering kita nilai
sangat realitis – sejak dahulu sudah berkembang dengan sumbur
kepercayaan akan kekuatan batu akik. Banyak yang menggunakannya sebagai
lambang kelahiran, yang dikaitkan dengan keselamatan dan nasib baik
seseorang.
Kelahiran pada hari Minggu dilambangkan dengan Topas alias akik
Cempaka. Senin dengan Kinyang Es (kristal kuarsa), dan Selasa dengan
akik Tirto Merto (Emerald alias Zamrud) atau akik Mirah Delima (rubi).
Sementara bayi yang lahir pada hari Rabu sebaiknya dihadiahkan akik
Kecubung Asihan (ametis) atau akik Badar Besi (hematit). Kelahiran Kamis
dilambangkan dengan akik Kendit (karnelian) atau Nilam (Yakut). Jum’at
dengan batu Mata Kucing alias akik Garuda Soca (kristal kuarsa), dan
kelahiran pada hari Sabtu dilambangkan lewat batu Pirus (turquis).
Kalau bukan pada hari kelahiran, mereka sering pula merujuk pada
pakem astrologi. Seseorang dalam naungan bintang Capricornus (lahir di
bulan Januari) disarankan memilih batu permata jenis Garnet. Yang
berbintang Aquarius (Februari) lebih memilih Kecubung Asihan. Pisces
(Maret) cocoknya Aquamarin atau akik Badar Besi, dan orang berbintang
Aries (April) lebih pas memilih Intan atau Kristal Kuarsa. Kalau Anda
berbintang Taurus (Mei) –yang ini juga masih katanya- lebih cocok
menggunakan Zamrud atau Krisopras.
sumber : freddyilhamsyah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar